Ikan Masuk Stabil, Ekspor Melonjak

BATAM, IsuKepri.Com — Pemasukan ikan di Kota Batam pada Ramadhan ini masih cenderung normal. Tidak ada lonjakan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelum Ramadhan.

“Belum ada lonjakan pemasukan ikan ke Batam, masih cenderung stabil,” ungkap Kepala Badan Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam, Ashari Syarief di Batam Centre, Selasa (24/7/2012).

Ashari Syarief menjelaskan, terdapat lima pintu masuk resmi bagi pemasukan ikan ke Batam. Yakni pelabuhan Batu Ampar, Sekupang, Telaga Punggur, Batam Centre dan Bandara Hang Nadim.

Saat ini, ikan yang masuk ke Batam merupakan ikan yang berasal dari area atau daerah lain di dalam negeri. Yang terbagi untuk konsumsi maupun untuk pembenihan atau pembibitan.

Pada 2012, pemasukan ikan untuk konsumsi dari area lain ke Batam mencapai 266.224 kilogram (kg) atau sekitar 266,2 ton. Terdiri pada Januari 38.630 kg, Februari 18.421 kg, Maret 25.923 kg, April 53.469 kg, Mei 78.658 kg dan Juni 51.123 kg.

Sedangkan pemasukan ikan untuk pembenihan dan pembibitan pada 2012, mencapai 416.877 ekor. Terdiri atas Januari 78.524 ekor, Februari 33.167 ekor, Maret 105.452 ekor, April 47.712 ekor, Mei 71.221 ekor dan Juni 80.801 ekor.

Selama Ramadhan, Badan Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam tetap menyiagakan petugas pengawasan ikan di lima pintu masuk Batam seperti biasanya. Dengan masing-masing pintu pemasukan ikan diawasi 2 petugas. Ini dilakukan sebagai pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri.

Selain itu, pengawasan juga dilakukan Badan Karantina Ikan hingga di tingkat pedagang pasar yang ada di Kota Batam. Dimana dari hasil monitoring itu, masih ditemukan adanya pedagang yang menjual ikan berformalin.

“Itu berdasarkan monitoring yang kita lakukan sekitar empat bulan lalu di sejumlah pasar. Hasilnya masih ditemukan ikan berformalin di tingkat pedagang ikan di pasar,” ungkapnya.

Atas temuan itu, Badan Karantina Ikan telah memberikan surat rekomendasi ke Dinas KP2K Kota Batam. Mengingat pihaknya tidak memiliki wewenang untuk melakukan penindakan terhadap pedagang yang masih membandel, menjual ikan berformalin.

Tindak lanjut hasil rekomendasi tersebut, akhirnya Badan Karantina Ikan bersama Dinas KP2K Kota Batam melakukan sosialisasi ke para pedagang pasar. Sosialisasi dilakukan agar para pedagang tidak memperdagangkan ikan yang tidak layak konsumsi, seperti mengandung formalin.

Imbas dari sosialisasi dan monitoring ini, menumbuhkan kesadaran para pedagang ikan di tingkat pasar untuk melakukan uji laboratorium. Yang dilakukan secara berkala dan terus terjadi peningkatan.

“Kesadaran para pedagang pasar sudah mulai meningkat, terkait pentingnya melakukan uji labor ikan yang layak untuk dikonsumsi. Sekali sebulan, kita juga melakukan pemeriksaan dan monitoring untuk mendeteksi ikan yang tidak layak konsumsi di tingkat konsumen,” katanya.

Sementara itu, berbeda dengan pemasukan ikan di Kota Batam yang stabil, pengiriman ikan dari Batam ke area luar Batam justru mengalami lonjakan. Dimana selama 2012, pengiriman ikan untuk konsumsi dari Batam ke luar daerah mencapai 1.573.827 kg atau 1.573,8 ton. Terdiri atas Januari 164.933 kg, Februari 236.397 kg, Maret 252.975 kg, April 257.542 kg, Mei 300.376 kg dan Juni 361.604 kg.

Sedangkan pengiriman ikan untuk pembenihan atau pembibitan mencapai 1.339.353 ekor. Terdiri atas Januari 52.585 ekor, Februari 567.134 ekor, Maret 69.448 ekor, April 368.126 ekor, Mei 231.012 ekor dan Juni 51.048 ekor.

Peningkatan arus juga terlihat pada ekspor ikan dari Batam ke sejumlah negara luar seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan negara lainnya. Lonjakan sangat tajam terjadi pada Juni 2012 yang mencapai 111.600 kg atau 111,6 ton ikan.

Sedangkan pada bulan-bulan sebelumnya, ekspor ikan dari Batam pada Januari hanya 774 kg, Februari 1.155 kg dan Maret 1.689 kg. Kemudian pada April ekspor ikan melonjak mencapai 7.121 kg dan kembali stabil pada Mei menjadi 1.175 kg.

“Peningkatan arus ekspor pada Juni 2012 merupakan ekspor ikan tertinggi dari Batam ke luar negeri, selama ini,” pungkasnya. (eki)

iwan

Read Previous

Antisipasi Perselingkuhan Politik, Nasdem Bebaskan Biaya Caleg

Read Next

Kasus Dugaan Korupsi 1,7 M Mulai di Sentuh Kejari Tanjungpinang