Katering Saung Sunda Sawargi Diduga Penyebab Keracunan

BATAM, IsuKepri.Com — Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak Mulia (GMPAM) Kepri menuding makanan yang disediakan Rumah Makan Saung Sunda Sawargi menjadi penyebab keracunan. GMPAM tidak mau disalahkan atas kejadian buka puasa bersama di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Barelang, Rabu (8/8/2012) lalu yang berakhir dengan sakit perut dan mual. Kegiatan itu dihadiri langsung Ketua Umum GMPAM Kepri, Aida Ismeth yang juga anggota DPD RI dapil Kepri.

“Atas nama panitia, kami kecewa dengan menu yang disajikan Rumah Makan Saung Sunda Sawargi dalam buka puasa bersama tersebut,” kata Koordinator GMPAM Kota Batam, Khodijah Amiri didampingi Pengurus GMPAM lainnya, Erni Fitri di Batam Centre, Jumat (10/8/2012).

Khodijah menceritakan, pemesanan makanan berbuka puasa di Rumah Makan Saung Sunda Sawargi dilakukan karena keterbatasan waktu untuk menyiapkan kegiatan berbuka bersama di Lapas. Panitia mengaku tiga hari sebelum kegiatan, baru ada kepastian rencana kegiatan buka puasa bersama yang diselenggarakan GMPAM.

Dengan waktu yang hanya tiga hari, akhirnya diputuskan untuk memesan katering agar mengurangi beban kerja panitia. Pemesanan katering dipilih di Rumah Makan Saung Sunda Sawargi yang terletak di samping Bank BTN Pelita. Ada sekitar 1.000 makanan berbuka puasa bersama yang dipesan dari Rumah Makan Saung Sunda Sawargi untuk kegiatan buka puasa tersebut.

“Kami menganggap Saung Sunda Sawargi adalah rumah makan besar, sehingga kami yakin menu yang disajikan tidak masalah,” ungkap Khodijah.

Namun pada pagi keesokan harinya setelah kegiatan buka puasa bersama, Khodijah kaget dengan informasi yang disampaikan Kepala Lapas Kelas II A Barelang. Yang menyebutkan banyak warga binaan lapas dan pegawai sakit perut usai menyantap makanan berbuka puasa.

Berdasarkan informasi tersebut, pihaknya langsung mendatangi Lapas untuk meninjau kondisi warga binaan yang mengalami sakit. Dalam tinjauannya, GMPAM juga mengajak serta dokter khusus. Serta menyiapkan sejumlah obat-obatan bagi para korban untuk melakukan penanganan darurat.

“Dari keterangan dokter, kebanyakan sakit yang dialami adalah sakit perut dan mual-mual,” katanya.

Sebelum mendatangi Lapas, Khodijah juga langsung mendatangi Rumah Makan Saung Sunda Sawargi di Pelita. Namun Rumah Makan dalam kondisi terkunci dan belum buka pada pagi itu. Ia pun kemudian menelpon Pengelola Rumah Makan Saung Sunda Sawargi, Edi dan menginformasikan adanya keracunan yang dialami warga binaan Lapas setelah menyantap makanan berbuka.

“Pak Edi dan istrinya datang ke Lapas pagi itu, setelah kami ada di Lapas,” katanya.

Panitia Buka Puasa Bersama GMPAM belum bisa memastikan dari sumber makanan yang mana yang menyebabkan warga binaan sakit perut dan mual. Karena terdapat menu yang berbeda, begitupun dengan pemesanannya, pertama dipesan 600 makanan dan pemesanan kedua 400 makanan.

“Ada yang lauknya dapat udang dan ada juga yang ayam. Saya dapat ayam, tapi tidak merasakan sakit perut,” jelasnya.

Sementara Pengelola Rumah Makan Saung Sunda Sawargi, Edi mengaku bahwa makanan yang dipesan panitia tidak hanya dari Saung Sunda Sawargi. Namun juga ditempat lain, yang ia tidak tahu darimana dipesan.

“Pemesanan makanan dari dua tempat, selain Saung Sunda yang satu lagi saya tidak tahu darimana mereka memesan,” katanya di salah satu media lokal. (eki)

iwan

Read Previous

Icon Baru Penyegat dari Karang Taruna

Read Next

Operasi Ketupat Seligi, Polda Turunkan 2.423 Personil