Distribusi Gas Rumah Tangga Baru 2%

BATAM, IsuKepri.Com — Penyaluran gas ke konsumen rumah tangga di Batam masih jauh dibawah penyaluran gas untuk industri. Penyaluran gas untuk rumah tangga baru mencapai 2% dari total gas yang terdistribusikan, selebihnya didominasi sektor industri.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Irwansyah menyoroti minimnya pasokan gas untuk rumah tangga oleh perusahaan gas negara (PGN). Menurutnya, ini membuktikan ke-tidakkomitmen-an PGN dalam mendistribusikan gas ke masyarakat.

“PGN Batam lebih mementingkan penjualan gas bagi industri. Padahal ada kewajiban PGN untuk memberikan pelayanan dan distribusi ke kalangan rumah tangga,” katanya usai rapat dengar pendapat (RDP) bersama PGN Area Batam, Senin (24/9/2012).

Menurut Irwansyah, selama ini banyak kalangan rumah tangga yang tidak mengetahui tata cara pemasukan pasokan gas ke rumah. Akibat tidak adanya informasi dan sosialisasi yang diberikan PGN mengenai itu.

Padahal, dengan mendapatkan pasokan langsung dari PGN, masyarakat akan mendapatkan harga gas yang jauh lebih murah. Dibandingkan harus membeli melalui melalui non subsidi 12 kilogram.

“Bahkan masyarakat di kawasan hinterland juga banyak yang tidak teraliri arus listrik 24 jam, karena tidak mendapatkan pasokan gas untuk bahan bakar listrik,” imbuhnya.

Kepala Dinas Penjualan dan Layanan PGN Area Batam, Afdal membantah jika PGN dinilai tidak memperhatiakn kebutuhan gas untuk rumah tangga. Minimnya pasokan gas untuk rumah tangga disebabkan kebutuhan rumah tangga terhadap gas masih sedikit.

“Kita bukan tidak mau menyalurkan ke rumah tangga. Kebutuhan rumah tangga masih sedikit, sehingga hanya 2% saja yang baru terlayani dari total gas yang disalurkan ke Kota Batam,” katanya.

Afdal menjelaskan, pendistribusian gas di Kota Batam masih tergantung pasokan yang ada. Dan PGN tidak memiliki industri sektor hulu, seperti produksi dan pemrosesan. Posisi PGN hanya di storage/transmisi (penyimpanan/penyaluran) dan distribusi. Penyaluran gas dilakukan untuk kelistrikan, industri (kebutuhan produksi), komersial (hotel, restoran) dan rumah tangga.

Penyaluran gas ke rumah tangga bisa dilakukan jika di kawasan perumahan tersebut telah terpasang pipa distribusi. Dan untuk Batam, baru kawasan perumahan Bida Asri I dan Puri Legenda Batam Centre saja yang sudah bisa tersaluri.

Harga per m3 gas untuk rumah tangga dibedakan berdasarkan klasifikasi. Yakni untuk RT1 (rumah susun, rumah sederhana dan rumah sangat sederhana) dengan besaran 10-50 m3 sebesar Rp2.835 per meter kubik (m3). Dan kategori RT2 (rumah mewah dan apartemen) dengan besaran 10-50 m3 sebesar Rp3405 per meter kubik.

Sementara untuk klasifikasi PK1 (Rumah Sakit Umum (RSU), Pemerintah dan Lembaga Pendidikan dengan besaran 50-1000 m3 sebesar Rp2.835 per meter kubik. Dan klasifikasi PK2 (restoran dan hotel) dengan besaran 50-1000 m3 sebesar Rp3.260 per meter kubik.

“Kami kesulitan untuk mendistribusikan gas ke rumah tangga, karena ada oknum-oknum yang menghambat,” ujarnya.

Pada 2012, suply gas ke PGN hanya 70,95 bbtud, sedangkan kebutuhan mencapai 74,94 bbtud. Sedangkan pasokan gas wilayah Batam pada 2012 per 31 Agustus mencapai 66.59 bbtud/462,53 juta m3 /64,39 mmscfd.

Kekurangan suply gas ini semakin tinggi pada 2017 dalam memenuhi kebutuhan. Untuk lima tahun mendatang, suply gas diperkirakan hanya 73,70 bbtud, sedangkan kebutuhan mencapai 258 bbtud.

“Kebutuhan gas belum mencukupi dibanding ketersediaan supply gas,” ungkap Afdal.

Sementara untuk perkembangan jumlah pelanggan, tidak ada pertumbuhan secara signifikan. Pada 2012, perkembangan jumlah pelanggan gas per 31 agustus 2012 adalah 67 pelanggan rumah tangga, 21 komersial, 28 industri dan total 116 pelanggan.

Sedangkan pada tahun sebelumnya, 2011, pelanggan gas terdiri atas 69 pelanggan rumah tangga, 18 komersial, 25 dan total 112.
Pada 2010, pelanggan gas terdiri atas 35 pelanggan rumah tangga, 19 komersial, 22 industri 22 dan total 76 pelanggan.

Sementara pada 2007, saat mulai beroperasi, pelanggan gas hanya terdiri atas 12 industri. Jumlah pelanggan gas di Batam, 36% didistribusikan ke fabric metal, 29% powerplant, 18% chemicals dan selebihnya untuk sektor lain.

“Tahun ini, kami akan lakukan pembangunan pipa gas Panaran- Tanjung Uncang dengan diameter 16-18. Diperkirakan bisa beroperasi pada 2014 mendatang dengan jangkauan mencapai 6,1 mmscfd dan industri potensial demand power 20 mmscfd,” jelasnya. (eki)

iwan

Read Previous

Audit Keuangan, Pemko Batam Mou dengan BPK

Read Next

PLN Usul Hapus Tarif Listrik Tegangan Tinggi