Nomor Urut Calon Tak Menentukan Kemenangan

Tanjungpinang, Isukepri.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tanjungpinang mengundi nomor urut pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang di Hotel Bintan Beach Resort (BRR) Tanjungpinang, Sabtu (8/9). Keempat pasangan yang akan bertarung pada Pilwako Tanjungpinang 2012 itu mengaku puas karena nomor urut yang diperolehnya sesuai dengan harapan dan keinginannya.

Sesuai hasil pencabutan nomor urut, pasangan Maya Suryanti-Tengku Dahlan yang sedari awal mengincar nomor urut 1 akhirnya mendapatkan nomor tersebut. Begitu pula dengan pasangan Lis Darmansyah-Syahrul yang menginginkan nomor urut 2 juga mendapatkan apa yang diharapkannya. Nomor urut 3 diperoleh pasangan Hendri Frankim-Yusrizal dan pasangan Husnizar Hood-Rudy Chua mendapatkan nomor urut 4.

Pengundian nomor urut calon walikota dan wakil walikota yang dipimpin Ketua KPU Tanjungpinang Hamid Ali itu terkesan janggal dan terindikasi direkayasa sehingga terlihat hanya formalitas belaka. Pasalnya, sebelum undian nomor urut dicabut, semua pasangan seperti telah yakin bahwa mereka akan mendapatkan nomor urut tersebut. Hal itu antara lain ditandai dengan sejumlah atribut yang dibawa pendukungnya pada acara itu telah memuat nomor urut yang diperolehnya padahal pengundian belum dilakukan.

Tapi Ketua Pokja Pencalonan KPU Tanjungpinang Tutut Endro Priyono membantah tegas adanya rekayasa dalam proses pencabutan nomor urut tersebut. Menurut Tutut, hal itu dibuktikan dengan pengambilan nomor urut yang langsung dilakukan oleh pasangan calon dari dalam tabung berisi nomor urut yang disediakan KPU. Sebelum diambil, tambah dia, nomor urut juga diputar-putar di dalam tabung. Apalagi, lanjut dia lagi, penarikan dilakukan di depan ratusan pasang mata sehingga tidak mungkin bisa direkayasa.

“Menurut saya ini adalah sebuah keajaiban, dan sedikit pun tidak ada rekayasa. Dan jika ternyata nomor urut seperti telah bisa ditebak sebelumnya, ini merupakan kuasa Yang di Atas dan menurut saya ini merupakan rahasia Dia,” kata Tutut.

Terkait adanya kemungkinan kompromi antara pasangan calon untuk mendapatkan nomor tertentu, Tutut juga membantah hal itu. Ia sendiri juga mengaku merasa puas, karena nomor yang diinginkan juga sesuai dengan keinginan cawako masing-masing. “Coba bayangkan ketika pendukung cawako yang telah siap dengan atribut serta nomor urut ternyata yang didapat nomor berbeda. Bukankah hal ini bisa berbahaya dan berpotensi menimbulkan kegaduhan? Namun kita bersyukur hal ini tidak terjadi,” ujarnya.

Maya Suryanti yang ditemui seusai pencabutan berharap nomor urut 1 yang diperolehnya bersama Tengku Dahlan merupakan sebuah pertanda positif untuk keluar sebagai pemenang pada Pilwako mendatang. “Tak ada sugesti tertentu, tapi dengan mendapatkan nomor urut 1 saya rasa ini juga sebuah sinyal positif dimana masyarakat akan menomorsatukan saya dalam pemilihan nantinya,” kata perempuan yang juga dokter ini.

Pasangan Maya-Tengku Dahlan dicalonkan oleh koalisi PKS, PPP, Partai Golkar dan sejumlah partai lainnya. Maya sendiri merupakan putri Walikota Tanjungpinang Suryatati A Manan, sementara pasangannya, Tengku Dahlan, merupakan Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang.

Sementara itu, Lis Darmansyah SH, mengaku sedari awal ia memang mengincar nomor urut 2 atau 3 pada saat pengambilan nomor urut. Keinginan Lis terhadap nomor urut 2 agar bisa mengikuti jejak pasangan HM Sani-HM Soerya Respationo (Duo HMS) yang saat ini memimpin Kepri sebagai Gubernur Kepri dan Wakil Gubernur Kepri. Menurut Wakil Ketua I DPRD Kepri ini, pasangan duo HMS dulu juga ingin nomor urut 2 dan terkabul saat pengundian nomor urut.

“Semua nomor baik, apa yang diberikan Allah SWT adalah nomor keberuntungan, termasuk saya menginginkan nomor 2 atau nomor 3, dan ternyata dapat nomor 2. Harapan saya tentunya nomor ini akan memberi arti dimana pada Pilgub lalu Duo HMS yang diusung PDIP juga menang dengan nomor urut ini,” ujar Sekretaris DPD PDIP Kepri ini.

Adapun Hendry Frankim berharap nomor urut 3 yang diperolehnya bersama Yusrizal akan membawa berkah seperti halnya Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga memperoleh nomor urut 3  pada Pilgub DKI Jakarta 2012. Hendry berharap dapat mengikuti jejak Jokowi-Ahok pada Pilgub DKI yang ternyata bisa memutarbalikkan prediksi dengan munumbangkan calon incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada putaran pertama. Selain itu, Frankim menilai nomor 3 adalah awal yang baik untuk melakukan sebuah gerakan, dan ini dibuktikan dalam setiap aba-aba dimana ketika angka tiga disebut baru mulai bergerak.

“Jokowi-Ahok juga mendapatkan nomor urut 3 dan berhasil menumbangkan semua prediksi yang tidak mengunggulkan pasangan ini dan ternyata mereka menang. Tiga itu adalah aba-aba mulai bergerak, setiap instruksi selalu diawali dengan 1, 2 dan pada nomor 3 baru mulai bergerak. Berarti angka 3 sebenarnya yang dicari dan bakal dipilih masyarakat nantinya,”kata Frankim dengan penuh sumringah.

Hendry Frankim-Yusrizal merupakan satu-satunya pasangan yang berasal dari jalur independen pada Pilwako Tanjungpinang ini. Hendry Frankim pernah duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2004-2009 namun gagal mempertahankan kursi itu pada Pemilu 2009. Sedangan pasangannya Yusrizal merupakan birokrat senior yang pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Kepri. Ia antara lain pernah menjabat Plt Bupati Anambas dan Asisten I Pemerintah Provinsi Kepri pada masa Gubernur Ismeth Abdullah.

Sementara itu, Husnizar Hood mengaku tidak memiliki beban apapun dengan nomor urut 4 yang diperolehnya bersama Rudy Chua. Bagi Husnizar, nomor urut bukanlah faktor utama yang menentukan kemenangan pada sebuah pemilihan. Yang paling menentukan, kata dia, bagaimana meraih kepercayaan dan keyakinan masyarakat sebanyak mungkin sehingga mau menjatuhkan pilihannya kepada calon tersebut. “Semua nomor sama, mungkin yang perlu dipikirkan adalah apa yang harus diperbuat bagi masyarakat. Tapi jangan lupa, SBY juga menang dengan nomor urut 4 dan Ilyas Sabli-Imalko dalam Pilkada Natuna juga menang dengan nomor tersebut,” kata Husnizar.

Pasangan Husnizar-Rudy Chua maju pada Pilwako Tanjungpinang dengan menggunakan perahu koalisi Partai Demokrat dan Partai PIB. Husnizar kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Tanjungpinang dari Partai Demokrat sedangkan Rudy Chua duduk sebagai anggota DPRD Kepri dari Partai PIB.

Teken Pilkada Damai

Seusai pengundian nomor urut, keempat pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota menandatangani deklarasi “‘Pilkada Damai”‘. Deklarasi itu juga diteken Walikota Tanjungpinang Suryatati A Manan dan bersama unsur Muspida dan Panwaslu. Dengan deklarasi damai ini, semua calon dan pendukungnya diminta untuk tidak hanya siap menang tetapi juga siap menerima kekalahan.

Ketua KPU Tanjungpinang, Hamid Ali berharap, kesepakatan yang telah ditandatangani semua pasangan cawako agar dapat dilaksakan demi menjaga stabilitas keamanan daerah. “Kita berharap agar kesepakatan ini benar-benar dilaksakan sesuai dengan aturan dan perundangan yang berlaku. Karena bagaimanapun momentum pilkada tidak akan pernah terlepas dari potensi gesekan antar-pendukung yang mempunyai pilihan berbeda. Mari kita suskeskan pilkada ini dengan penuh rasa tanggung jawab dengan tetap mengedepankan azas kejujuran dan sportifitas yang tinggi,” pinta Hamid Ali.

Suasana pasca-pencabutan nomor urut yang awalnya sempat memanas karena adanya ejekan antar-pendukung akhirnya mencair. Dimana sebelum acara ditutup semua undangan diminta untuk saling berjabat tangan dan melupakan semua ucapan dan sindirin yang terlontar dengan mengedepankan rasa persaudaraan, sekalipun berbeda dalam pilihan dan dukungan. “Siapapun yang kita dukung, kita ini satu keluarga, berbeda pilihan bukan berarti harus saling memusuhi. Mari saling berjabat tangan dan memenangkan pilihan kita masing-masing untuk kemajuan kota Tanjungpinang yang sama-sama kita cintai ini,” tandas Hamid Ali.

Pencabutan nomor undian itu dijaga sekitar 200 personel Polresta Tanjungpinang. Selain di sekeling hotel, aparat kepolisian juga ditempatkan di pintu masuk ruangan tempat berlangsungnya pencabutan nomor urut untuk mengantisipasi masuknya tamu tidak diundang. Sesuai kesepakatan, masing-masing pasangan hanya diperbolehkan membawa masuk 50 orang pendukung.

Dalam acara tersebut, pendukung masing-masing calon meneriakkan yel-yel dukungan terhadap pasangan yang dijagokannya. Mereka juga menyanyikan sejumlah lagu yang tengah hits dengan memasukkan nama calonnya pada syair itu. Hingga keluar dari hotel, aksi para pendukung itu masih berlangsung namun tidak sampai menimbulkan keributan antar-pendukung.

Situasi hotel mulai sepi ketika para pasangan calon dan pendukungnya pulang menuju pos masing-masing. Iring-iringan para pendukung calon walikota dan wakil walikota tersebut sempat membuat macet arus lalu lintas di jalan raya yang dilewatinya. Namun situasi itu tidak berlangsung lama, berkat pengaturan yang dilakukan sejumlah anggota Satlantas yang telah disiagakan di setiap persimpangan jalan.

Kapolresta Tanjungpinang AKBP Suhendri mengatakan, pelaksanaan pencabutan nomor urut berlangsung aman, tertib dan lancar, serta tidak ada gesekan antar-pendukung. “Harapan kita, dan sesuai dengan harapan masyarakat di daerah ini secara keseluruhan agar  pelaksanaan Pilwako Tanjungpinang ini dapat berlangsung aman, tertib dan lancar. Sebagai aparat kepolisian kita siap melakukan pengamanan,” kata Suhendri. (Net/Hln)

suprapto

Read Previous

Batam Rumah Besar bagi Kerukunan Beragama

Read Next

Pasangan Serasi, Nomor Urut 1