Membangun Sinergitas Gerakan Pemuda di Tengah Terpaan Pragmatisme Kepentingan

Saat ini sebagian mahasiswa masih terjebak dalam rona pesona masa lalu, namun gagal melihat hari ini dan masa depan. Terlihat dari pola pikir mahasiswa yang terlalu umum dan sukar mengukurnya. Terlalu banyak menguasai konsep, namun tidak satupun yang berhasil diaplikasikan kedalam spesifikasi keilmuan.

Oleh : Karyano
Mahasiswa Fakultas Teknik Umrah

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun zaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa yaitu semangat dan idealisme.

Semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas ketidakadilan yang terjadi. Namun perubahan akan menuntut cara perubahan dalam berpikir dan bertindak sesuai perkembangan zaman yang ada.

Aktivis mahasiswa saat ini sebagian masuk kedalam pusaran kuasa dan kepentingan politik. Menandakan lemahnya karakter karena terwarnai oleh kekuatan sosial lain. Justru pergerakan mahasiswa lebih banyak terlihat dengan pola sama, pola anarkis, kritis tapi tidak konstruktif.

Mayoritas mahasiwa kita saat ini kehilangan kepekaan terhadap persoalan rakyat. Mahasiswa menganggap lingkungannya terpisah dengan rakyat.

Dalam lingkungan akademis, mahasiswa dipaksa fokus pada urusan studi dan mempersiapkan bekal untuk merespon pasar tenaga kerja. Jadinya, tujuan tertinggi mahasiswa tidak lain adalah ijazah.

Sementara aspek pengadilan rakyat dianggap tidak penting. Padahal perubahan dinamika dikampus cukup mempengaruhi sebagian aktivis mahasiswa. Diantara mereka banyak yang berpikiran pragmatis, keterlibatannya dalam pergerakan tidak lebih sebagai batu loncatan guna mencapai karir yang bagus.

Gerakan mahasiswa sekarang lebih pada orientasi materi belaka, tanpa memperhatikan esensi kepentingan yang lebih besar. Kepentingan kelompok selalu dikedepankan, sehingga sering kali mencederai kepentingan yang lebih besar.

Mereka saling menjatuhkan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dengan cara yang tidak sehat. Dengan tujuan untuk mendapatkan suatu penghargaan dan bisa menguasai kelompok-kelompok yang lain. Padahal dengan mereka bersatu, tujuan masing-masing kelompok tersebut bisa terpenuhi dengan adanya kerjasama yang baik.

Beberapa penyebab kelemahan gerakan mahasiswa pada saat ini ialah hilangya budaya ilmiah didalam kampus seperti tradisi membaca, berdiskusi, bedah buku, menganalisa keadaan sosial dan lain-lain. Hal ini menyebabkan mahasiswa sangat miskin gagasan dan begitu tumpul dalam membaca keadaan disekitarnya.

Dampak lebih jauhnya mengarah kepada krisis teori dan pengetahuan dikalangan mahasiswa. Ini berawal pula pada kemampuan gerakan mahasiswa dalam menganalisa keadaan, merumuskan program dan menetapkan strategi.

Tanpa ide dan karakter, penyatuan gerakan mahasiswa tidak mungkin terjadi. Karena setiap elemen kepemudaan masing-masing memiliki ideologi dan warna gerakan yang dianutnya.

Saat ini sebagian mahasiswa masih terjebak dalam rona pesona masa lalu, namun gagal melihat hari ini dan masa depan. Terlihat dari pola pikir mahasiswa yang terlalu umum dan sukar mengukurnya. Terlalu banyak menguasai konsep, namun tidak satupun yang berhasil diaplikasikan kedalam spesifikasi keilmuan.

Seharusnya mahasiswa sekarang harus menjiwai dan memaknai agar mampu menangkap perubahan yang terjadi di negeri ini sebagai sebuah takdir sejarah.

ione

Read Previous

Perbedaan Pemuda Pasca dan Pra Reformasi

Read Next

Sekolah Peradaban, Sarana Membangun Bangsa