Rizaldy : Eliminir Paham Radikal Sedini Mungkin

Lingga, IsuKepri.com – Forum Pemberdayaan Pesantren Kepri sambangi pesantren Hidayatullah Lingga, selasa (1/5/2013). Kehadiran FPP Kepri tersebut dalam kegiatan silaturahim keagamaan dengan tema peran pesantren dalam meminimalisir paham radikal.

Rizaldy Siregar, Ketua FPP Kepri kepada IsuKepri.com mengatakan bahwa kegiatan tersebut di selenggarakan dalam upaya merangkul semua pihak dalam memikirkan pesantren.

” Isu radikalisme yang di sematkan kepada pondok pesantren merupakan tanggung jawab kita. Pesantren adalah bengkel perbaikan umat, bukan malah sebaiknya. Pesantren telah banyak memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia, ” ujar Rizaldy.

Ia juga menambahkan bahwa tidak ada satu pun kurikulum pesantren yang mengajarkan radikalisme. Justru pesantren lah yang memiliki andil dalam pendirian bangsa Indonesia.

” Tidak ada satupun kurikulum pesantren yang mengajarkan santrinya untuk bertindak radikal, ” ujarnya.

Hadir sebagai narasumber AKP Karyono, Kapolsek Lingga, M. Syam, Camat Lingga, Ustadz Jakfar Salam, MUI Lingga, serta Ustadz Badi”‘u Salam sebagai pengasuh pondok pesantren.

H. Hasyim, Kepala Kementrian Agama Lingga dalam sambutannya mengatakan bahwa pesantren merupakan institusi agama untuk membina umat. Pesantren diharapkan mampu menjadi bengkel perbaikan moralitas bangsa yang kian merosot.

” Pondok pesantren jangan terusik dengan pemberitaan mering terkait terorisme. Pesantren harus tetap survive dalam memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa, ” ujarnya.

Selain itu, Hasyim juga berpesan agar agar pesantren terus membuka diri. ” Pesantren modern seperti gontor, perlu di contoh. Hal ini penting agar pesantren dapat menjawab tantangan dan perkembangan zaman, ” tegasnya.

AKP Karyono, Kapolsek Lingga dalam pemaparannya mengatakan bahwa tindakan radikal dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan orang bertindakan radikal, salahsatunya adalah ketidak adilan dan pemahaman yang sempit mengenai pemahaman agama.

” Penyebab terjadinya aksi radikalisme adalah ketidak adilan, kemiskinan, pengangguran, frustasi, kehilangan rasa aman, memudarnya pemahaman dan penerapan wawasan kebangsaan, ” ujarnya.

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa orang menjadi radikal dalam sisi agama adalah karena pemahaman tafsir keagamaan yang sempit dan memutlakkan keagamaannya, selain itu rendahnya pemahaman agama dan nilai-nilai kebangsaan ( Pembentukan NII ) juga dapat memicu sebagian kelompok bertindak radikal atas nama agama.

Karyono menambahkan, bahwa panatisme yang berlebihan dimana kelompok yang mengatasnamakan agama untuk memerangi agama lain, termasuk melenyapkan pemeluknya, adalah tindakan radikal yang harus di eliminir.

Untuk mengelimir paham-paham radikal tersebut maka yang perlu di lakukan adalah menanamkan pemahaman wawasan kebangsaan kepada, masyarakat, Pelajar, Tokoh Agama, meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan dan pengamanan lingkungan masing-masing terhadap ppaham radikalisme, Pembekalan dan pemberian pemahaman terhadap petugas lingkungan ( LINMAS ) serta meningkatkan peran pemuka agama dalam memeberikan pelajaran akidah dan pendalaman ajaran agama islam yang anti radikalisme.

Antusiasme warga pondok pesantren tampak saat menghadiri acara silaturahim keagamaan tersebut. Pimpinan pondok pesantren Hidayatullah Lingga, Ust. Awaludin mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh FPP Kepri.

” Dengan kegiatan ini, maka wawasan santri akan terus bertambah, ” ujarnya. Selain silaturahim keagamaan, FPP Kepri juga memberikan bantuan beasiswa kepada santri pondok pesantren.

 a15

suprapto

Read Previous

Semifinal UCL Leg 2 Real Madrid vs Borussia Dortmund

Read Next

63 Anak Tanjungpinang Lakukan Kejahatan Selama 2013