THE Power OF SKS

DIAN FADILLAH, S.SOS

Pimpinan PKBM Suara Lampion Tanjungpinang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi memungkinkan juga secara otodidak.

Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Pendidikan juga merupakan suatu aktivitas yang harus dilakukan untuk setiap anak manusia. Dalam peningkatan tingkatan dalam proses pendidikan akan dilakukan ujian ujian akan tetapi mengapa ujian menjadi hal ditakutkan, terkadang ketakutan itu berlebihan dan menegangkan. Ketakutan hanyalah bayangan.

Hadapi masalah itu untuk mengalahkannya. Ujian Nasional atau UN/ UNAS merupakan momentum setiap peserta didik apabila ingin melangkah ke tingkat yang lebih tinggi dan tidak dapat dihindari. (Cuma 3 hari saja)

Apabila kita flashback kebelakang mengapa UN diperlukan. Menurut Teuku Ramli yang berasal dari Badan Standarisasi Nasional Pendidikan di Jakarta beberapa waktu yang lalu menilai Ujian Nasional (UN) tetap diperlukan :

  1. Untuk mengukur kompetensi kelulusan peserta didik di setiap daerah di Indonesia. Penjelasan itu disampaikan terkait desakan sejumlah pihak agar UN dihapuskan dari sistem pendidikan di Indonesia bahwa soal – soal yang diberikan kepada peserta didik itu sesuai dengan standar nasional dengan segala keaneka ragamannya yang mengacu pada standar pendidikan nasional dengan penguasaan pendidikan pada tingkat tertentu dengan loncatan loncatan yang mengarah kepada harapan mencapai kelulusan 100 persen.
  2. Dari hasil ujian nasional, pemerintah pusat dapat mengetahui dan memetakan daerah dengan tingkat pendidikan rendah sehingga dapat memberikan bantuan dan bimbingan yang terbaik untuk dapat bersaing dengan daerah lain.

Secara umum, tujuan UN itu dilakukan adalah tidak lain tidak bukan untuk menilai kemampuan peserta didik atas keilmuan yang sudah diterima selama waktu yang ada sesuai dengan tingkatan masing – masing. Pertanyaan yang ada sekarang adalah bagaimana peserta didik menghadapi ujian itu. Maju atau mundur? apakah ada pilihan itu ? Sekolah selaku pihak yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan UN itu sudah melakukan rangkaian kegiatan yang sistematis dengan skenario yang baik yaitu melakukan persiapan – persiapan yang maksimal yaitu :

  1. Melakukan latihan latihan untuk pelajaran UN dengan pembahasan soal – soal.
  2. Melakukan penambahan waktu pembelajaran dengan melakukan terobosan setelah pulang sekolah.
  3. Memberikan tugas untuk menunjang materi yang diberikan mandiri secara pribadi atau kelompok.

Untuk orang tua/ wali murid juga diundang untuk memahami segala hal yang berhubungan dengan UN dan segala hal yang perlu disampaikan. Berarti untuk segala persiapan sudah dianggap komplit dan tidak ada masalah serta sudah banyak upaya dan motivasi yang dilakukan Dinas, Sekolah serta ortu untuk tidak takut menghadapi UN. Alhasil dalam pelaksanaan ujian itu tetap adalah peserta didik.

Peserta didiklah yang akan menghadapi. Persiapan mental dan spirirtual harus dimaksimalkan untuk menghadapi mudah atau sulitnya dalam menjawab soal yang diberikan sehingga terciptanya alternative SKS (Sistem Kebut Semalam) yang hampir semua peserta didik pernah melakukannya apalagi menjelang ujian nasional pada keesokan harinya dengan modal teh/ kopi dan sedikit kue/ roti atau mie instan.

Bertahan dengan situasi dan kondisi dan berharap lampu tidak mati. Apa yang terjadi? Kita akan mengalami kram otak, meleleh dan meler karena otak terpaksa/ dipaksa untuk memepelajari begitu banyak hal dalam semalam (satu malam) meskipun rasa mengantuk dan lelah yang luar biasa (hebat dan aneh tapi nyata ).

Apakah dapat memberikan hasil yang maksimal dan itu kembali kepada kita semua. Apakah cukup persiapan yang peserta didik lakukan, apakah mampu memberikan hasil yang terbaik untuk dipersembahkan kepada orang tua, guru dan sekolah. Selamat ujian dan semoga lulus semua amin. (*)

Alpian Tanjung

Read Previous

BP2T Tanjungpinang Tegur Pihak Pembangun Ruko

Read Next

Dua PAW DPRD Tanjungpinang Resmi Dilantik