DKP Bintan Minta Program Budidaya Dilanjutkan

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bintan, meminta DKP Provinsi Kepri tidak menghentikan program budidaya. Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha DKP Kabupaten Bintan, Zul Iskandar dalam acara pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha perikanan yang dilaksanakan di Hotel Comfort Tanjungpinang, Kamis (23/10).

Diacara itu juga, Zul menyampaikan, program PNPM Mandiri di Kabupaten Bintan sudah berjalan sejak tahun 2010 lalu.

Selain itu, kita sudah menerapkan kartu nelayan dan kartu BBM di Kabupaten Bintan, dan kita juga punya data bes nelayan penerima – penerima bantuan, ucap Zul.

Sementara, sambungnya, terkait perizinan, mulai tahun 2015 mendatang sudah langsung melalui UPT, baik itu administrasinya. Sedangkan, masalah legalitas penangkapan di Kabupaten Bintan cukup teratur.

Karena, nelayan di Bintan sebagian besar mempunyai toke. Selain itu, untuk nelayan di Kabupaten Bintan bisa melaut sampai ke perairan Natuna, paparnya.

Ia mengatakan, untuk izin kabupaten/ kota, hanya 4 mil dari daratan. Sedangkan, untuk 12 mil itu izinnya dari Provinsi.

Sementara, untuk perizinan di Kabupaten Bintan, 70 persen itu adalah bubu dan sisanya perizinan perikanan budidaya dan perikanan tangkap, katanya.

Selain itu, Zul juga mengucapkan terimakasih kepada DKP Provinsi Kepri karena telah banyak membantu budidaya lele, sebab lele ini juga cukup berhasil di Kabupaten Bintan.

Kami juga ingin menginformasikan kepada provinsi, yakni masalah Bawal Bintang. Bawal Bintang ini sudah mulai berkembang, dan nelayan kita memperoleh keuntungan Rp1000 per ekor. Selain itu, kita juga minta, agar tidak memberhentikan program budidaya, ucapnya.

Pada kesempatan itu juga, Koordinator Penyuluh DKP Batam, Mardijono APi Msi memaparkan, terkait individualis, nelayan yang dapat karang bagus, nelayan itu tidak akan memberitahu nelayan lainnya.

Kemudian kerusakan sumberdaya pemukiman, sumberdaya manusia masih rendah. Kalau disana itu, rata – rata nelayannya tamatan SD, selain itu juga keterbatasan dengan akses informasi, ucap Mardijono.

Selain itu, kata dia, gerakan pemberdayaan nelayan Kota Batam ini, terus menerus dan kontiniu. Sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan nelayan yang mandiri dan berahklak.

Sedangkan, dalam kunjungan ke lapangan, kita betul – betul harus tidur disitu. Serta melakukan diskusi dengan nelayan dan tokoh masyarakat yang berpengaruh di daerah tersebut, katanya.

Sementara, sambungnya, untuk melakukan pembinaan itu, harus benar – benar, dan semua bantuan dan program kegiatan tersebut harus jadi modal kelompok.

Contoh, mesin seharga Rp21 juta diberikan kepada kelompok itu gratis. Jadi anggota yang mendapat bantuan itu harus mengangsur uang sebesar Rp21 juta itu kepada kelompok, paparnya.

Hal itu, menurutnya, agar modal kelompok tidak habis. Selain itu, juga perlu dilakukannya pelatihan administrasi yang baik. Dan menjadi kelompok yang dapat dicontoh.

Pada intinya, kelompok kita itu mau diajak maju. Sehingga menjadi kelompok nelayan yang mandiri, ucapnya.

Diacara itu juga, Ketua HSNI Bintan, Baini menyampaikan, nelayan sudah banyak juga yang berhasil. Bahkan, anak – anak nelayan banyak yang sudah sarjana.

Sementara, terkait administrasi kami mendukung. Kami dukung program ini, katanya. (ALPIAN TANJUNG)

Alpian Tanjung

Read Previous

Penahanan Dua Tersangka Tambang Pasir Nongsa Ditangguhkan

Read Next

Polda Kepri Musnahkan Ganja Seberat 30 Ribu Gram