Tanjungpinang, IsuKepri.com – Salah seorang orang tua calon Praja dari Kota Tanjungpinang, Andi Cori Fatahudin menyebutkan, Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Suhajar Diantoro telah menerima uang sebesar 10.000 US Dollar, pada Agustus 2014 lalu di salah satu Mall di Jakarta.
Saya memberi uang itu, supaya Suhajar membantu dan meloloskan anak saya di IPDN. Namun, anak saya tidak dibantunya, papar Cori, Minggu (2/11).
Padahal, ia sangat ingin anaknya sebagai seorang Praja di IPDN. Untuk itu, sejak dari tahun 2002, Cori melakukan pembimbingan terhadap anaknya dengan cara mengikuti kursus agar dapat meraih nilai yang tinggi.
Maka, anak saya meraih nilai 8,7. Nilai ini juga diakui Suhajar bagus. Karena saat bertemu di Jakarta, Suhajar menyarankan agar anak saya mengikuti psikotes, kata Cori.
Saat itu juga, Cori mengaku memberikan uang tunai sebesar 10.000 US Dollar kepada Rektor IPDN tersebut. Bahkan, uang itu juga langsung diterima Suhajar.
Memang dia (Suhajar) tidak meminta uang tersebut, tetapi hal itu wajar. Karena, pemberian uang tersebut setelah mencerikan anak saya ingin masuk IPDN, ujarnya.
Setelah pemberian uang itu juga, Cori mengaku masih komunikasi dengan Suhajar melalui telepon selulernya. Bahkan, sering melayangkan sms kepada Suhajar, tetapi tidak pernah dibalasnya.
Namun, hingga ini saya belum pernah bertemu dengan Suhajar lagi, ucapnya dengan nada kesal.
Atas ketidaklulusan anaknya di IPDN, Cori meminta uangnya dikembalikan pada dua pekan lalu. Namun, Rektor IPDN tersebut, memintanya bertemu di Jakarta atau di Batam.
Namun, hingga saat ini saya tidak ketemu Suhajar. Kejadian ini juga, saya akan tetap lanjutkan perkara ini ke jalur hukum, dan dalam waktu dekat ini saya akan melaporkan ke Polda Jaya, karena transaksinya di ranah Polda Jaya, tuturnya.
Selain itu, kata dia, hingga saat ini nomor telepon yang diberikan Suhajar kepadanya sudah tidak dapat dihubungi lagi. Bahkan, nomor handphone yang biasa digunakan Suhajar, tidak pernah aktif hingga saat ini. (ALPIAN TANJUNG)
