Bintan, IsuKepri.com – Para pekerja dan pemborong pada proyek pegerjaan Puskesmas Numbing, Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan, menuntut upah kerja mereka kepada kontraktor pelaksana dari Batam yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Karena, proyek Puskesmas tahun 2014 itu telah selesai dikerjakan. Namun, upah pekerja dan pemborong sekitar Rp300 juta, hingga saat ini belum dibayarkan.
Proyek pembangunan Puskesmas itu juga, menggunakan dana anggaran khusus (DAK) senilai Rp2 miliar lebih.
“Jadi, Puskesmas yang telah kami kerjakan itu telah selesai semua, tinggal diresmikan saja. Namun sebelum diresmikan, tolonglah dibayar upah kami. Seharusnya akhir Desember 2014 lalu upah kami sudah dibayar. Tapi hingga saat ini, upah kami juga belum dibayar oleh kontraktor tersebut,” kata seorang pemborong pengerjaan atap proyek Puskesmas Numbing, Solikin Kamis (22/1).
Selain pemborong, kata Solikin, para tukang pengerjaan proyek itu juga belum dibayar oleh kontraktornya dan kontraktor tersebut lepas tangan.
“Saya dapat informasi, kontraktor pertama katanya bermasalah dan sudah dibayar oleh Dinkes Bintan sekitar 30 persen. Setelah itu, maka pengerjaan tersebut dialihkan oleh pihak kedua dan diduga ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Bintan langsung kepada pihak kedua yang juga suami dari seorang pegawai di Dinas Kesehatan Bintan yaitu Pahmi,” ujar Solikin.
Tetapi, tambahnya, setelah selesai proyek pengerjaan Puskesmas tersebut, akhir Desember 2014 pihak kedua juga tidak membayar upah pekerja dan pemborong.
“Lalu kami minta upah kepada pak Pahmi, tapi Pahmi lempar tangan. Katanya minta kepada kontraktor pertama,” papar Solikin.
Atas permasalahan tersebut, kata Solikin, kantor Puskesmas itu disegel masyarakat numbing. Karena, sebagian pekerjanya ada warga Numbing, Kecamatan Bintan Pesisir.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bintan, M Roem, saat dihubungi media ini melalui pesan singkat telepon selulernya belum ada jawaban. (AFRIZAL)
