Kemenag : Waspadai Paham Radikal Pada Kelompok Muda

Batam, IsuKepri.com – Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai aksi-aksi radikal begitu gencar disampaikan. Munculnya Islamic State Of Iraq Syiria (ISIS) memberikan babak baru aksi radikal yang mengatasnamakan agama. Reckruitmen untuk masuk ke kelompok-kelompok radikal begitu nyaring terdengar, terutama di Indonesia. Akan hal itulah, perlu upaya antisipatif kelompok radikal masuk kepada anak-anak muda.

Kasi Pendidikan dan Keagamaan Kementrian Agama Kota Batam, H. Sarbaini, S.Ag yang hadir sebagai narasumber pada acara dialog keagamaan yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Sina bersama Forum Pemberdayaan Pesantren (FPP) Kepri mengatakan, bahwa tantangan dakwah masa kini adalah mengenali modus perekrutan gerakan radikal atas nama agama.

“Semua pihak perlu peduli terhadap aksi radikal. Aksi ini telah mencoreng citra Islam sebagai agama Rahmatan Lil Almain, ” katanya.

Sarbaini menjelaskan bahwa radikalisme berarti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan sosial dan politik dengan cara yang keras atau drastis. Paham ini lah yang kemudian sering kali melanggar dari aturan yang telah disampaikan melalui Al Qur”‘an.

Ia juga menjelaskan bahwa ISIS merupakan negara baru yang terbentuk akibat perang Suriah, meskipun belum dapat pengakuan dari negara lain. Kelompok ini terus berkembang dengan tujuan membentuk negara baru berdasarkan rancangan pemimpinnya, kelompok ini kian kental dengan embel-embel agama dan siap mempengaruhi siapapun, bahkan kelompok ini sudah dinyatakan sebagai kelompok teroris baru dikalangan dunia.

“Ciri-ciri dari korban radikalisme ini adalah cenderung menjadi pribadi yang tertutup dan tertekan jiwanya, manipulatif serta minim empati, mengafirkan orang diluar kelompoknya serta menghalalkan segala cara dalam menuntaskan programnya hingga disharmonisasi hubungan dengan keluarga, teman dan masyarakat sekitar, ” katanya.

Selain Kementrian Agama, hadir pula narasumber Kapolresta Barelang, diwakili oleh Kompol M. Tahang, Kabag Sumda Mapolresta Barelang, Pimpinan Pondok Pesantren Al Ukhuwah, Arif Rahman, Kabid Isi Siaran, Komisi Penyiaran Independent Daerah Kepri, Muhith, M.Ag, serta dari kalangan Akademisi, Ahmad Yani.

Ketua HMI Komisariat Ibnu Sina, Adwi Wislawawan kepada media mengatakan bahwa kegiatan seminar keagamaan ini merupakan gagasan dari Forum Pemberdayaan Pesantren (FPP) Kepri bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Sina. Kegiatan ini didasari pada kerisauan mengenai fenomena yang berkembang dimasyarakat, dimana Islam senantiasa dipojokkan dengan stigma negatif. Islam yang seharusnya merupakan agama Rahmatan Lil Alamin, seakan-akan dikaburkan dengan prilaku sekelompk organisasi yang melakukan kekerasan atas nama agama.

“gerakan radikal sebenarnya telah tumbuh sejak lama di Indonesia. Banyaknya teror dan tindak kekerasan atas nama Islam yang terjadi dalam kurang lebih satu dasawarsa terakhir telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu wilayah penting dalam studi-studi terorisme dan radikalisme keagamaan. Keterlibatan kelompok Islam radikal dalam aksi teror sama sekali bukan merupakan fenomena baru dalam sejarah politik di tanah air. Sebut saja NII, Gerakan Darul Islam, Gerakan Komando Jihat dan lain sebaginya, ” katanya.

Gerakan radikal atas nama Islam, sebenarnya telah melunturkan citra Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin. Islam artinya selamat, barang siapa yang berpegang teguh dengannya, maka akan memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.

“gerakan radikal atas nama Islam, biasanya melakukak recruitmen terhadap anak-anak muda. Karena kelompok ini, dianggap paling potensial diajak untuk masuk dan mengikuti sesuatu aliran atau doktrin tertentu. Oleh sebab itu, hal ini perlu diantisipasi secara dini, ” katanya.

suprapto

Read Previous

KMP Ajak Masyarakat Perbatasan Sadar Bernegara

Read Next

Dua Pelangsir Solar Tangkapan Walikota Divonis 7 Bulan