Jamillah Accessories Hj. Jami Kasto, Hadapi Masa Pension Dengan Kerajinan

Ketakutan tidak bisa berbuat untuk orang lain. Pensionan PNS di Dinas tenaga kerja (Disnaker) Kota Batam belajar kerajinan tangan di Bandung 12 hari.

Ketika pension, Saya takut tak bisa berbuat apa-apa di masyarakat. Maka saya harus cari kerja yang bisa bermanfaat untuk orang banyak, ungkap Hj. Jami Kasto di Rumahnya Perum. Patam Lestari Blok AA No. 14 Sekupang, Rabu (26/8).

Berawal dari melihat pengerajin di Bandung, pemilik Jamillah Accessories itu, meminta kepada anaknya untuk kursus kerajinan souvenir dari benang dan plastik. Dengan tekun ia menyelesaikan kursus sehingga sampai di Batam, langsung mencoba sendiri.

Jami membutuhkan waktu tiga bulan membuat karya sendiri sampai bisa dipakai dan dijual di kolegal kerjanya.Awalnya saya malu menjual. Karena belum pede, tapi orang senang dengan karya saya dan banyak yang pesan saya pun belak-belakang menawarkan dengan siapa saja, cerita PNS yang pension tahun 2009 itu.

Kemahiran dalam merangkain bunga, bros dan souvenir pernikahan dari penang dan bahan plastik. Sebab dengan pekerjaan barunya Jami tetap aktif berpikir dan berkerja, sehingga mengurangi penyakit tua atau pikun.

Selain itu, kehaliannya bisa bermanfaat bagi orang lain dengan memberikan pelatihan pada ibu-ibu.Saya sangat bersyukur bisa membuat kreasi ini. Karena saya bisa berbagi ilmu dan pengelaman dengan ibu-ibu, ucapnya dengan senang.

Sampai sekarang kata dia ada 15 kelompok ibu-ibu yang belajar keterampilan membuat bunga atau sovenir dengannya dan ketika ada orderan dia acapkali menggunakan jasa kelompok binaannya untuk membuat sesuai pesanan.

Artinya, disini saya berbagi reziki dengan ibu-ibu yang lain, ujar pengurus Aisyiah Provinsi kepri itu. Lanjut dia, bukan hanya ibu-ibu perumahan yang diajarkan tapi Disnaker Kota Batam juga menjadikan dia sebagai tutor untuk membina para perempuan yang belum memiliki keterampilan.

Bagi ibu-ibu atau perempuan yang ingin belajar kerumahnya akan dibimbing dengan gratis dan bila diundang, kata dia cukum membayar uang bensin. Sekarang aktifitas dia cukup padat dan dia merasa menjadi pensionan tetap bisa berkarya dan bisa berguna bagi masyarakat. Dan enaknya lagi bisa mendapat penghasilan sendiri, syukur istri dari H. Syarkawi Arief.

Saat memulai usaha tahun 2012, Jami mengaku menghabiskan uang Rp 3 juta untuk membeli bahan dan peralatan. Namun dengan modal tersebut, pengerajin yang berusia 63 tahun itu memiliki saldo dari usahanya mencapai Rp 33 juta lebih.

Kedepan dia berharap fokus menjadi tutor dan membuat buku panduan dalam membina ibu-ibu atau perempuan yang ingin kreatif dan bisa menghasilkan uang.

Menurutnya membuat souvenir seperti bros, bunga atau hisan lain buat perempuan akan laku. Karena setiap perempuan pasti ingin cantik dan perempuan yang ingin cantik tentu membeli barang yang mempercatik dirinya. kalau masih ada perempuan, barang pasti laku, pede ibu dari Eka Putri Yunita dan Dwi Putri Aprianti itu.

Jami lebih fokus membuat bunga dan pelbagai bros. Dari pengakuannya sudah ada 30 model bros hasil kreasinya dan lima model menjadi rahasi atau khas dia yang tidak ingin disampaikan pada orang lain. Kita kan ada istilah hak cipta. Maka ini hak cipta saya, ujar dia sembari menunjukan bros canti kreasinya.

Dalam membuat bros, bunga atau souvener Jami banyak melihat pakain orang atau hiasan di rumah orang. Kalau saya melihat ada bunga tau bros bagus, saya foto. Lalu saya buat sendiri, tapi dengan warna dan bentuk sedikit berbeda, paparnya.

Sambung Jami kadang merangkai sendiri dengan mengembangkan imajinasi. Bila sudah tak bisa lagi baru buka internet. Menurut Jami hasil kreatifitasnya sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia juga orang asing. Karena prodoknya sudah perna terjual di Abudabi, Singapura, Malaysia dan Thialan. Karya jamil sering menjadi perwakilan UKM Kota Batam dalam pameran tingkat nasional dan sering dipromosikan keluar negeri oleh pemirintah dan pihak swasta.

Jami mengaku bantuan dari pemerintah berupa pembinaan dan pemasaran cukup berdampak pada usahanya sehingga sampai sekarang pemerintah menjadi mitra yang menunjang kesuksesan kerajinannya.

suprapto

Read Previous

Pengerajin Souvenir Dari Kerang Hj. Elviana r. Anie B. Sc, Jangan Biarkan Waktu Berlalu Begitu Saja

Read Next

Komisi VI DPR RI Tinjau Pariwisata Bintan