Batam – Isukepri.com – Kepulauan Riau merupakan negeri melayu yang memiliki tradisi dan budayanya sendiri. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, budaya masyarakat melayu yang santun tersebut mulai pudar.
Atas dasar itulah Lembaga Studi Kawasan Perbatasan dan Pembangunan (LSKP2) Kepulauan Riau menggelar seminar kebudayaan dengan tema “Lestarikan kearifan lokal masyarakat melayu upaya perkuat nasionalisme dan karakter bangsa”.
Acara yang digagas bersama BEM STT Ibnu Sina Batam ini dilaksanakan di Auditorium Kampus Ibnu Sina pada Kamis (26/3).
Ketua pelaksana seminar tersebut, Sofian menyampaikan kegiatan ini bertujuan agar generasi muda khususnya pemuda batam mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan melayu yang kini berada di tengah-tengah kemajuan dan modernisasi zaman era globalisasi.
Sofian memandang perlunya usaha-usaha pelestarian kearifan lokal dalam upaya memperkuat rasa kecintaan dan keberagaman budaya di tanah air khususnya melayu. Kearifan lokal merupakan dasar daripada karakter bangsa.
Budaya, adat, tradisi dan kebiasan masyarakat melayu perlu dilestarikan. Perkembangan teknologi selain memiliki pengaruh positif, juga memiliki pengaruh negatif yang mampu melunturkan rasa kecintaan terhadap negeri sendiri khusunya budaya sendiri terutama budaya melayu
degradasi budaya yang terjadi saat ini diakibatkan kecintaan terhadap budaya asing dan berkembanganya teknologi khususnya media sosial yang saat ini populer dibanding rasa kecintaan terhadap kebudayaan melayu, jelas sofian
Hadir dalam seminar tersebut huzrin hood sebagai tokoh melayu Kepulauan Riau, ia berpendapat bahwa generasi muda adalah pemilik negeri. Merekalah yang nantinya meneruskan negeri ini. Melayu bukan hanya suku namun juga identitas dan karakter bangsa yang identik dengan keislaman yang sangat menjaga marwahnya.
“Pentingnya menjaga marwah melayu sebagai identitas bangsa. Menjaga nilai-nilai kesantunan yang menjadi ciri khas dari masyarakat melayu itu sendiri, ” katanya.
