Muslikan, Kembangkan Hobi Dan Manfaatkan Peluang

Tidak banyak orang bisa memanfaatkan hobi menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Walau tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam kerajinan tangan. Muslikan (30) membangun usaha kerajinan dengan nama Batam Souvenir yang bisa meraup keuntungan Rp 15 juta sampai Rp 20 juta setiap bulan.

Usaha yang digarap pada tahun 2010 berawal dari hobi dan kesenangan dalam membuat miniatur dari kayu. Saya senang dengan dunia kerajinan, kata Lulusan Jurusan OtomotifSMK Negeri 2 Kendal Jawa Tengah di tempat usahanya, Kafling Bukit Ayu Lestari Blok Z No. 117, Kel. Mangsang, Kec. Sei Beduk, jumat (14/8).

Sebelum memilih usaha souvenir Muslikan menjalani pekerjaan di kawasan Industri Mukakuning sebagai operator di PT. Bolk Kindo dan berkerja di PT. Mina Muto Indonesia sebagai sonior teknisi, terakhir suami dari Puji Lestari itu mengadu nasib di PT. FCB yang ada di Batu Ampar dengan posisi Desain engenering.

Bapak dari Rasya Zeyfarsyah dan Rafa Zahtiri itu melihat prespek usaha souvenir sangat bagus. Sehingga ia resigndi perusahaan pada tahun 2012, walau gajinya mencapai Rp 7 juta per bulan.

Menurut Muslikan peluang usaha souvenir sangat besar, karena ada ribuan karyawan perusahaan yang ada di kawasan industri Mukakuning setiap bulan ada yang pulang  kampung karena habis kontrak kerja. Mereka yang pulang kampung, sudah pasti ingin oleh-oleh. Maka saya menawarkan miniatur Jembatan Barelang. Alhamdulillah mereka membelinnya, pungkas dia dengan rasa senang.

Muslikan juga melihat bahwa Batam sebagai Kota Wisata banyak orang yang datang, lalu mereka pulang tentu membutuhkan oleh-oleh khas Batam dintarannya souvenir dari icon Batam. Selain itu, peluang juga kata dia, pengusaha kerajinan miniatur dengan bahan dasar kayu di Batam masih minim. Sehingga usaha itu pun tidak terlalu kompotitif.

Peluang berikutnya, bahan kayu yang cukup tersedia. Walau Batam buka penghasil kayu, tapi banyak kayu (palet) dari perusahaan yang tidak dipakai lagi. Ketimbang dibuang, lebih baik dimanfaatkan untuk buat kesenian yang menghasilkan uang, ujarnya.

Hasil karya anak pertama dari pasangan Tumini dan Susanto itu, sudah banyak di pasarkan di berbagai tempat di Batam, mulai dari otlet-otlet di Ruko, Mall, Bandara dan Pelabuhan. Muslikan juga mengaku sudah banyak pengusaha interior di Batam berkerja sama dengannya.

Selain itu, produknya sudah banyak dipesan oleh para turis mancanegara.Sekarang sudah ada pesanan dariperusahaan asal singapura untuk mengerjakan pot dari kayu, ungkap dia dengan bangga.

Dalam menekuni usahanya, Muslikan dibantu tiga karyawan. Dengan sistem free line. Dalam sehari Muslikan dengan karyawannya bisa menghasilkan miniatur puluhan bahkan ratusan. Dalam satu miniatur dijual berfariasi mulai dari harga Rp 75 ribu sampai jutaan rupia.

Alhamdulillah dalam sebulan sudah bisa menghasilkan Rp 30 hingga Rp 45 juta, akun dia. Dari pengakuannya miniatur yang terbuat dari kayu sudah banyak diproduksinyasepertiJembatan Barelang, Masjid Raya dan jenis barang elektronik serta interior rumah. Untuk membatu mengembangkan idenya, pengerajin yang aktif di organisasi pramuka itu sering membuka google.

Walau sudah berjalan lima tahun, usahanya bukan berarti tidak memiliki kendala. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kendala pertama Muslikan dalam mengerjakan permintaan konsumen. Karena SDM atau karyawannya masih dalam taraf belajar.

Selain itu ia merasa kesulitan dalam pemasaran. Selama ini, saya hanya menjual di tempat-tempat biasa dan penghasilannya pun masih kurang, papar dia.

Muslikan menginginkan ada peran dari pemerintah khusunya dari dinas UKM, dinas Pariwisata dan dinas Industri dalam pengembangan usahanya. Ketiga dinas itu, sangat penting dalam mengemabangkan usaha kerajinan lokal, terang dia.

Selama ini, pemerintah hanya sekadar menjadi mitra dalam kegiatan, namun belum masuk dalam rana usaha, seperti mendorong peningkatan produktifitas, membantu pemasaran dan ikut mengembangkan usaha kerajinan. Kami hanya sekadar pengakuan untuk bahan laporan ke pusat (Dewan Kerajinan Nasional) dan diundang mengikuti kegiatan-kegiatan serimoni, jelas Muslikan.

Dia berharap pemerintah bisa menjadi motor penggerak untuk kerajinan lokal, sehingga produk-produk lokal bisa berkebang dan bukan menggelamkan. Namun peran dari pemerintah khusunya dinas UKM sudah banyak membantu tapi belum signifikan mendorong kemajuan dari usaha kerjaninan.

Dalam padandangan dia, mestinya, pemerintah tidak hanya bangga akan kesenian lokal. Tapi ikut menghidupkan usaha kesenian lokal. Karena Batam bisa disosialisasikan dengan karya seni seperti desain miniatur dari Icon Batam.

Kedepa Muslikan ingin menjadikan usaha souvenirnya menjadi industri kerajinan yang besar dan memiliki sistem pengelolaan seperti dunia industri. Maka, ini harus ada dukungan dari pemerintah, tutup dia.

 

 

suprapto

Read Previous

Aneka Kue Kering Sajian UKM Pengkolan

Read Next

Ansar Minta Manfaatkan MEA Untuk Tingkatkan Daya Saing