Tanjungpinang, IsuKepri.com – Modernisasi tidak harus menghilangkan nilai luhur budaya luhur bangsa atau tradisi yang dibangun sejak dulu. Modernisasi atau kemajuan seharusnya sejalan dengan kelestarian budaya. Seperti halnya yang dilakukan oleh negara Jepang, walaupun maju dari sisi teknologi namun tidak menghilangkan kultur atau budaya aslinya.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kepri, Ing Iskandarsyah saat didaulat sebagai narasumber pada kegiatan seminar yang digagas oleh Lembaga Study Kawasan Perbatasan dan Pembangunan Kepri (LSKP2K) di Asrama Haji Tanjungpinang, Kamis (28/5) lalu.
“Negara yang maju dapat dilihat dari sejauh mana ilmu pengetahuannya berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan sebuah negara,” kata lulusan salah satu universitas di Belanda itu.
Kepulauan Riau memiliki kemajuan apabila ditelaah dari sisi sejarah masa lalu. Membangun peradaban harus ada ilmuan pengetahuan. Negara yang maju adalah negara yang mengedepankan peningkatan pengetahuan.
Selain itu, Ing iskandarsyah juga mengatakan bahwa kemajuan bangsa dapat dilihat dari sejauhmana regenerasi mampu bertahan. Daerah yang siap maju, adalah sebuah daerah yang memiliki stok kepemimpinan yang baik dan berkualitas. Regenerasi kepemimpinan dapat sukses dilakukan apabila dilakukan sejak dini, terutama dalam menanamkan nilai-nilai kearifan (karakter).
“Karkakter adalah sesuatu yang sangat penting, dalam membentuk pribadi yang tangguh,” katanya.
Karakter yang baik adalah yang bersumber dari agama. Nilai-nilai kebaikan yang ada di agama, adalah sebuah value yang tidak terhitung nilainya. Oleh sebab itu, kesantunan sosial, dan kebijaksanaan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam membangun karakter atau pribadi yang berkualitas.
Kegiatan seminar yang digagas oleh LSKP2K tersebut, disejalankan dengan peringatan hari kebangkitan nasional dan hari pendidikan nasional, dengan mengambil tema “‘Membangun Pendidikan Karakter Wujudkan Generasi Bangsa Berkualitas”‘. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai kampus yang ada di Tanjungpinang. (SLK)
