Permasalahan Air, Pemerintah Bangun Sistem Pengolahan Air Asin

Batam, IsuKepri.com – Masalah air yang dihadapi masyarakat Pulau Belakangpadang, Kecamatan Belakangpadang selama bertahun-tahun akan segera teratasi.

Pemerintah akan membangun sistem pengolahan air asin menjadi air tawar. Bukan hanya air tawar biasa, tapi air hasil olahannya nanti merupakan air siap minum, dengan standar organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO).

Hal ini disampaikan Walikota Batam, Ahmad Dahlan saat Safari Ramadhan di Masjid Jannatul Firdaus, Kelurahan Sekanak Raya, Belakangpadang, belum lama ini.

Di Belakangpadang ini listrik mudah-mudahan tidak ada masalah. Masalah kita di Belakangpadang ini adalah air, dan air, kata Dahlan.

Ia menjelaskan pada awalnya pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum berencana membangun instalasi pipa bawah laut dari Batam ke Belakangpadang. Bahkan anggaran sebesar Rp 20 miliar sudah disiapkan sejak tiga tahun lalu.

Namun karena perairan antara Batam-Belakangpadang merupakan jalur pelayaran internasional, maka pipa harus ditanam 2-4 meter di bawah dasar laut. Sehingga dirasa sulit untuk diwujudkan karena butuhkan teknologi dan biaya lebih besar.

Tapi berkat perjuangan kita semua dan doa masyarakat, ada rencana pemerintah, masih dari anggaran pusat, menjadikan air asin jadi air tawar langsung bisa diminum, kualitas WHO. Di Singapura juga pakai itu, ujarnya.

Dahlan mengatakan untuk pembangunan sistem dan mesin memang dianggarkan dari pusat. Tetapi proses pengolahan dari air asin menjadi air tawar itu perlu dibiayai dan sedikit mahal.

Kira-kira Rp 40 ribu-50 ribu per kubik. Mudah-mudahan bisa di bawah lagi.

Jadi pembayarannya tidak mesti tiap bulan Rp 50 ribu, tapi tergantung berapa pemakaian, katanya.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan menanyakan kesanggupan masyarakat untuk besaran tarif tersebut. Ia beri kesempatan perwakilan masyarakat menyampaikan tanggapan.
Kalau setuju besok kita ke Jakarta. Supaya setelah lebaran sudah bisa peletakan batu pertama. Dan 2016 sudah bisa dinikmati air bersihnya, tuturnya.

Perwakilan masyarakat, baik Kelurahan Tanjungsari maupun Kelurahan Sekanak Raya menyatakan persetujuan untuk pembangunan sistem tersebut. Namun masyarakat berharap ada subsidi yang diberikan pemerintah sehingga besaran tarifnya tidak sampai angka tersebut.

Kalau bisa kami dapat subsidi lagi. Jangan mahal-mahal Pak, kata Rudi, masyarakat Tanjungsari.
Hal senada diungkapkan Suratno, Ketua RW 02 Kampung Jawa, Sekanak Raya. Pada umumnya kami dari Sekanak Raya setuju. Lanjut saja Pak, dukung Suratno.

Ibu rumah tangga sangat setuju dengan adanya air asin jadi air siap minum. Kita sangat setuju. Tapi tetap ada harapan yang kami minta pada Bapak. Harganya mudah-mudahan bisa ada solusi terbaik untiuk ibu-ibu, ucap Lita, yang mewakilli suara perempuan.

Sebagai tanggapan, Dahlan akan membicarakannya terlebih dulu dengan DPRD Kota Batam.

Soal subsidi, akan kami bicarakan dulu dengan DPRD. Berapa subsidinya dan bagaimana bentuk subsidinya. Karena harga persis per kubiknya juga kita belum tahu, jawabnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto mengatakan pada dasarnya DPRD akan menyetujui semua program yang orientasinya untuk kesejahteraan masyarakat. Kami siap membantu. Tidak ada alasan untuk pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat, DPRD tidak mensetujuinya. Kami Insya Allah akan mensetujui, ujarnya.(SUTIADI MARTONO)

Sutiadi Martono

Read Previous

Listrik Pulau Pemping Sudah Diupayakan Dari Tahun 2000

Read Next

DPRD Batam Desak Disperindag Operasi Pasar