Kaca Bekas Dikreasikan Jadi Produk Kerajinan Bernilai Ekonomis

Lingga, Isukepri.com – Dengan ketekunan, inovasi, serta kreatifitas yang tinggi, limbah kaca kini tak lagi menjadi limbah yang tidak bermanfaat bahkan sekarang bila dikreasikan dapat menjadi barang kerajinan yang bernilai ekonomis.

Abdullah, pria kelahiran Dabo Singkep 32 tahun silam ini telah membuktikan bahwa kaca bekas dapat menghasilkan pundi-pundi uang jika dimanfaatkan secara baik.

Berawal dari pengalaman yang ia dapatkan saat menjadi peserta pelatihan pengolahan limbah kaca  di Bali mewakili Kepulauan Riau atas usulan Disperindagkop Kabupaten Lingga beberapa waktu yang lalu, kini pria yang akrab disapa Abdul ini benar-benar menekuni profesinya sebagai pengrajin kaca bekas.

“Disana saya diajarkan bagaimana  limbah kaca yang tidak terpakai lagi itu dapat dimanfaatkan”, ujar Abdullah ketika disambangi isukepri.com di kediamannya, Rabu (8/7).

“Sekarang ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan tersebut telah saya terapkan dikampung halaman (Dabo Singkep,red) dan Alhamdulillah sekarang telah bisa menghasilkan dan merupakan sebuah lapangan pekerjaan,” lanjutnya.

Dijelaskanya untuk membuat suatu produk kerajinan dari limbah kaca tidaklah membutuhkan dana yang besar. Kaca-kaca bekas yang tidak dimanfaatkan oleh tetangga sekitar dibeli dengan harga yang relatif murah atau diminta dengan cuma-cuma.

“Saya mendapatkan limbah kaca ini dengan meminta kepada tetangga, ada juga yang dibeli dari tetangga tapi harganya miring lah namanya juga limbah,” terang Abdullah.

Dengan menggunakan alat pemotong kaca dan lem perekat, kaca bekas yang telah terkumpul ditentukan bentuk dan ukurannya kemudian dipadupadankan menjadi sebuah produk miniatur ataupun desain lain sesuai keinginan pemesan.

“Kalau untuk bentuk dan desainnya, pelanggan juga bisa tentukan sendiri sesuai dengan selera masing-masing,” bebernya.

Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus, tambah Abdullah, sangat diperlukan kreatifitas dan daya imajinasi serta inovasi sehingga mampu mengkombinasikan bentuk susunan yang diharapkan.

Dengan sentuhan tangan telatennya, dalam sehari, Abdullah mampu menghasilkan 8-10 asbak ukuran kecil, 5-6 vas bunga. Selain itu, ia juga memproduksi meja sudut dan meja ukuran sofa yang juga terbuat dari kaca.

Sedangkan untuk harga, Abdulllah menjual produknya dengan harga yang bervariatif mulai dari Rp.5.000,- untuk asbak ukuran kecil, Rp.10.000,- asbak ukuran sedang dan Rp.50.000,- Vas Bunga ukuran kecil, Rp. 150.000,- Vas bunga ukuran sedang. Untuk produk meja sudut ia menjual seharga Rp. 300.000,- dan yang paling mahal Rp.1.200.000,- untuk jenis meja kaca ukuran sofa.

Lebih lanjut, Abdullah menuturkan penghasilan yang ia dapatkan dari pengolahan limbah kaca tersebut setidaknya mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya saat ini. (Putra)

Admin Isu Kepri

Read Previous

Sepanjang Ramadhan, Omset Pedagang Kelapa Muda Melejit

Read Next

Ansar dan Ust. Jaka Tingkir Harapkan Kandungan Al-qur\’an Diterapkan dalam Kehidupan