Bintan, Isukepri.com – Novi, staff Accounting PT. SSA mengeluhkan lembur yang tidak dibayar selama 3 bulan terakhir. Novi yang bekerja sejak 23 April 2015 ini mengaku tidak dibayarkan upah lemburnya sepeserpun oleh perusahaan tempatnya bekerja sejak 3 bulan lalu.
“Kami masuk kerja pukul 07.00 hingga 15.00 WIB. Namun kami bekerja hingga pukul 18.00 WIB terkadang lebih. Pimpinan selalu memaksa kerja lembur tersebut secara lisan. Karena merasa akan dibayar, kami tetap berpikir positif dan bekerja dengan professional,” ujar Novi bersama temannya Susilo pada awak media, Minggu (7/8).
Ia mengatakan, sistem lembur secara lisan (tidak menggunakan surat tertulis) tersebut berlaku untuk seluruh karyawan. Anehnya, karyawan lain yang lembur dengan perintah lisan mendapatkan uang lembur, namun hanya Novi dan Susilo saja yang tidak mendapatkan hak setelah lembur.
“Ada sebanyak 70 karyawan dengan berbagai jabatan, semuanya mendapatkan uang lembur, namun saya kok tidak terima uang lembur, sedangkan sistem lemburnya sama. Kami merasa ditipu oleh perusahaan,” sebutnya.
Selama 3 bulan lembur, lanjutnya, uang lembur yang diperkirakan sebesar Rp 6 juta tidak dibayar. Pihak perusahaan justru hanya mau membayar Rp 500 ribu saja. Karena tidak terima, kedua karywan inipun melaporkan perusahannya tersebut karena keduanya merasa ditipu.
Sementara tu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Dinasker) Kabupaten Bintan yang dikonfirmasi terkait permasalahan ini mengaku adanya laporan dari karyawan PT. SSA yang merupakan perusahaan Subcon PT. Wijaya Karya (Wika) yang membangun tangki Pertamina di Tanjunguban. Namun, berdasarkan keterangan yang ia terima, kedua karyawan tersebut tidak dapat menunjukkan Surat Perintah Lembur (SPL) dari perusahaan tempat mereka bekerja.
“Mereka tidak dapat menunjukkan SPL, kalau ada silahkan ajukan. Tapi kita tetap akan mengecek kembali pengaduan tersebut,” katanya. (Zai)
