Suprapto : Patut Diragukan Data BPS

Batam, IsuKepri.com – Terkait adanya hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam dan pernyataan Disnaker Batam mengenai meningkatnya jumlah pengangguran di kota Batam 2015 yang mencapai angka 35.735 orang menuai kritik dari FSPMI Kota Batam. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Konsulat Cabang FSPMI Batam, Suprapto.

“Sekarang apakah mereka Disnaker sudah betul-betul melakukan survei yang komprehensif, seperti misalnya menghitung jumlah pekerja Batam yang Pindah ke Kab.Karimun, Tanjung Pinang, Bintan dan lainnya, dan apakah benar data kartu pencari kerja dari kantor kecamatan singkron dengan data disnaker?, kita menyangsikan hal itu, dan saya rasa data itu tidak valid dan benar.” ujar Suprapto, belum lama ini.

Menurut Suprapto, keraguan FSPMI terhadap survei Disnaker dan BPS Kota Batam karena Pihak Badan Pengusahaan Batam(BP-Batam) merilis adanya peningkatan jumlah investasi di Batam mulai dari tahun 2013, 2014 dan 2015, sehingga tidak mungkin investasi yang meningkat tidak berefek pada penyerapan tenaga kerja.

Suprapto menilai, rilis meningkatnya jumlah pengangguran yang di keluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam dan Disnaker Batam adalah upaya pressure atau penekanan Pemerintah kota Batam pada organisasi-organisasi buruh agar tidak melakukan aksi dalam memperjuangkan hak-hak buruh / pekerja, hak-hak masyarakat.

Sebelumnya dalam ekspos  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam tercatat  angka pengangguran di Kota Batam setiap tahunnya terus meningkat tajam. Pada tahun 2012 angkanya sebanyak 25.391 orang. Di tahun 2013 menjadi 32.031 orang dan tahun 2014 tembus menjadi 35.735 orang.  

Sedangkan menurut Disnaker Batam, Tahun 2015 jumlah pengangguran diperkirakan akan terus meningkat tajam karena banyaknya perusahaan yang hengkang dari Batam. 

Sesuai data Disnaker Tahun 2015, Januari sampai bulan Mei  sudah ada 11 perusahaan yang tutup dengan alasan tidak ada orderan ataupun Pailit.

Dari data yang terposting di salah satu media online kota Batam, perusahaan itu adalah, PT Nakano S Batam, Hidro Jet Marine, ‎PT Yee Woo Indonesia, PT Seamens Hearing Instrumen, PT Fujitek, PT Security Manajemen, PT Bintan Anugerah, PT Nidex Sank yo, PT Diva Sarana Metal, PT Jasa Prima Mandiri dan PT Heat Exchanger Indonesia.(SUTIADI MARTONO)‎

Sutiadi Martono

Read Previous

BI Kepri : Perekonomian Kepri Melambat Kembali di Triwulan II

Read Next

19 CJH Embarkasih Batam Belum Dapatkan Visa