Batam, IsuKepri.com – Buruh kembali turun ke jalan dan menggelar aksi di Kantor Wali Kota Batam, Jumat (26/11). Demo kali ini merupakan demo hari terakhir. Teriakan nyeleneh dari sang orator sering kali terdengar. “‘”‘Pak Polisi seret Walikota kesini”‘”‘ contohnya.
Buruh sering menanyakan keberadaan sang Walikota yang beberapa hari tidak kunjung menemui mereka. Walaupun keputusan ada di Pemerintah pusat, buruh tetap menginginkan jawaban sang Walikota sebagai petinggi di Pemerintah Kota.
“‘”‘Apa Walikota mendengar teriakan kami. Apakah Walikota mendengar pekikan kami para buruh,”‘”‘ pekik orator.
Buruh juga meneriakan dihari sebelumnya, jika tidak mendapatkan tanggapan maka jangan salahkan mereka jika berbuat anarkis dalam aksi unjuk rasa. Mendengar hal tersebut dan melihat potensi kericuhan aksi di hari terakhir, jajaran Polda Kepri pun tak main-main dan menurunkan seluruh perwira menengah (Pamen) dari Polda dan Polresta Barelang.
Ratusan personil terlihat berjaga di depan pintu gerbang Gedung Pemerintah Kota Batam. Sama halnya dengan buruh, mereka pun berpanas-panasan untuk menjaga tertibnya aksi unjuk rasa hari terakhir.
Aksi demo ini, seluruh buruh sepakat menolak pengupahan yang mengacu pada PP 78 Tahun 2015. Suprapto mengatakan PP 78 Tahun 2015 hanya merugikan dan memberatkan kaum buruh.
Menurut Suprapto, pada PP 78 Tahun 2015 tersebut pengupahan hanya mengacu pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, tidak ada sanksi pidana bagi pengusaha, karena tidak mengacu pada sanksi pidana pada UU 13 Tahun 2003.(SM)
