Dahlan Letakan Batu Pertama Pembangunan SWRO

Batam, IsuKepri.com – Walikota Batam, Ahmad Dahlan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Kecamatan Belakangpadang, Senin (7/12). Dan untuk mempermudah pengucapan oleh warga setempat, Dahlan memberikan nama penyulingan air laut menjadi air minum (PALMAM) terhadap instalasi yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut.

Supaya lebih mudah, saya tanya sama Pak Direktur, kita buat istilahnya menjadi penyulingan air laut menjadi air minum, disingkat PALMAM, kata Dahlan.

Ia berdoa semoga instalasi penyediaan air bersih bagi masyarakat Belakangpadang ini bisa menjadi warisan yang baik untuk warga setempat kelak. Pasalnya, sudah bertahun-tahun pemerintah mengupayakan agar masyarakat setempat bisa menikmati air bersih layaknya warga Batam di pulau utama (mainland).

Berbagai macam cara telah diupayakan. Mulai dari pembuatan waduk hingga rencana penyaluran air dari mainland ke Belakangpadang melalui pipa bawah laut.

Waduk sudah dibangun namun baru bisa melayani sekira setengah dari total kebutuhan warga di Belakangpadang. Sementara penyambungan pipa dari Batam sulit untuk dilakukan karena membutuhkan teknologi tinggi.

10 tahun jadi walikota, saya tak tenang kalau bende ni tak jadi. Tiga tahun terakhir , Menteri PU sekarang yang dulu Dirjen Sumberdaya Air, mau bawa air dari Batam ke Belakangpadang. Tapi karena antara Batam dan Belakangpadang ini adalah jalur pelayaran internasional, maka ketentuannya pipa harus digali 2 meter di bawah dasar laut. Sehingga teman-teman PU belum bisa penuhi agenda tersebut. Tapi kami terus pikirkan bagaimana mewujudkan air bersih di Belakangpadang, papar Dahlan.

Ia menambahkan, penyaluran air dari instalasi PALMAM ini akan diprioritaskan ke rumah-rumah yang sama sekali belum mendapat aliran air bersih. Nantinya pengelolaan PALMAM akan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam.

Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kementerian PU-Pera, Muhammad Natsir mengatakan Kementerian menggelontorkan sekira Rp 13,5 miliar untuk pembangunan instalasi SWRO hingga ke pipa utama. Sedangkan untuk jaringan pipa sambungan ke rumah tangga dibangun oleh Pemerintah Kota Batam.

Pipanya semua kita bangun yang baru. Tidak bisa pakai yang lama, karena kualitas airnya berbeda, kata Natsir.

Kualitas air yang diproduksi PALMAM ini tidak hanya air bersih biasa. Tapi sudah bisa langsung dikonsumsi atau diminum.

Menurut Natsir, karena proses penyulingan membutuhkan listrik yang banyak, maka biaya produksinya pun cukup besar. Sehingga harga yang harus dibayar masyarakat lebih besar jika dibandingkan dengan air yang didistribusikan PDAM.

Sekitar Rp 25.000-30.000 per meter kubik. Atau Rp 500 per galon. Lebih murah daripada air minum refill (isi ulang), karena air ini bisa langsung minum juga, tuturnya.

Natsir menjelaskan, instalasi SWRO di Belakangpadang dibangun dengan kapasitas debit air 5 liter per detik. Jika konsumsi air bersih masyarakat 30 liter per orang per hari, maka bisa melayani 1.210 sambungan rumah tangga.

Masyarakat perlu berhemat sedikit. Untuk minum dan masak cukup, cuma untuk mandi perlu dihemat sedikit, ujarnya.

Pembangunan instalasi akan dimulai pada awal Januari dan direncanakan selesai paling lambat akhir tahun 2016.(*)

Redaksi

Read Previous

Seorang Pria Kepergok Curi Helm di Politeknik Negeri Batam

Read Next

Ahmad Dahlan Tinjau Pembangunan Funtasy Island