Sukses Usaha Keripik Dengan Omzet Rp25 Juta/Bulan Hingga Berhenti Jdi Guru PAUD

Batam, Isukepri.com – Siapa sangka seorang wanita rela menunggakan profesinya sebagai guru pendidikan anak usia dini (paud) mampu memperoleh omset hingga Rp25 juta perbulan. Rosmaini (33) bermula dengan keinginannya untuk membiayai kuliahnya sendiri sebagai syarat menjadi seorang guru dengan mendirikan usaha dibidnag industri makanan yakni kerpik pisang.

Ros, begitulah panggilan kesehariannya menawarkan produk olahannya kepada rekan-rekan kuliahnya di Universitas Terbuka dan juga ditempatnya mengajar hingga menawarkan keminimarket dan mall. Usaha yang dimuali pada tahun 2010 ini hanya bermodal Rp400 ribu rupiah ini mampu memberikan tambahan uang untuk keperluan kuliahnya.

“Ada yang nolak juga namun secara halus sih, namun ada juga yang langsung blak-blakan nolak produk saya. Intinya meraka semua minta bukti izin dari kelurahan, kecamatan hingga departemen kesehatan akan produk saya,” ujar ros yang tinggal di Kampung Belimbing Kelurahan Sadai Kecamatan Batu Ampar, Batam

Meskipun banyak yang menolak produknya ini, namun tidak membuat ros patah semangat untuk terus mengembangkan usahanya ini. Beruntung, Tuhan melihat kerja keras dari wanita ini. Ia dikenalkan dengan H. Komarudin yang merupakan Kepala Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Kepulauan Riau oleh temannya.

Jasa Raharja memiliki program kemitraan yakni dengan memberikan bantuan berupa pinjaman dana untuk pelaku usaha kecil. Akhirnya, dengan kepercayaan diri yang tinggi, Ros pun mencoba untuk meminjam Rp5 juta pada Jasa Raharja pada akhir 2010. Dengan tenor 24 bulan (dua tahun) dan bunga enam persen, Ros berhasil mengembalikan pinjamannya dalam waktu 20 bulan. Melihat prospek usaha yang begitu bagus, akhirnya Ros memutuskan untuk meminjam kembali sebesar Rp10 juta lagi untuk mengembangkan produksi dari kripik pisangnya dan juga Rp25 juta pada taahun berikutnya.

“Awal berdisinya memang sendiri, namun dalam setahun berjalan saya mampu memproduksi 10 kg perharinya dan pada terus meningkat hingga 30 kg perhatinya karena banyak permintaan dari pasaran maka dari itu membutuhkan peralatan seperti penggorengan dan lain-lain untuk memudahkan saya dalam memproduksi,” tambahnya dengan semangat.

Usaha yang kini mempekerjakan tiga orang karyaawan ini telah mampu mengahasilkan omset Rp25 juta perbulannya. Meskipun demikian, marketing tetap dilakukan oleh Ros sendiri karena ketidak percayaannya kepada orang lain hingga Mall, supermarket dan juga toko-toko yang ada di Batam hingga ia bertekat berhenti menjadi guru PAUD dengan dalih berfokus kepada usahanya kini.

“Saya gak percayaan sama orang yang bakal nangani soal marketing, takut turun penjualannya. Lagipun omsetnya kini hingga Rp25 juta mengalahakan gaji seorang guru PAUD yang hanya Rp1,2 juta perbulannya. Sedangkan uang kuliah saya saja Rp2 juta persemesternya ditambah lagi kehidupan di Batam yang terkenal dengan elitnya,” tambahnya

Bukan haya mendapat tambahan uang untuk biaya kuliahnya saja, namun kini Ros mampu membeli sebuah angkot untuk operasinal marketingnya dan juga mampu menggaji karyawan dengan kisaran Rp1,5 juta untuk tukang anter produk ke outlet dan Rp2 juta untuk yang menggoreng kripik. Dirinya berharap ke depannya, ia akan mencoba untuk memasarkan produknya dan merambah ke luar Batam. Ros menambahkan, saat pinjamannya dapat dilunasi seluruhnya ia belum tahu apakah akan meminjam kembali kepada Jasa Raharja atau memutuskan untuk melepas bantuan.

“Yang terpenting saya bisa melunasi dan ingin memperbesar tempat produksi usahanya terlebih dulu. Karena, saat ini tempat yang digunakan untuk kegiatan produksi adalah rumah petak yang saya huni,” jelasnya.

Admin Isu Kepri

Read Previous

Ini Pemilik Nomor Punggung 10 Real Madrid Dari Masa ke Masa

Read Next

Pj Gubernur Kepri : Tolak Politik Uang