Hadapi MEA, Badan Karantina Gandeng TNI Awasi Impor di Perbatasan

Jakarta, IsuKepri.com‎ -Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada 1 Januari 2016 atau 2 hari lagi. Untuk menghadapi MEA, Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai persiapan agar dapat menjaga Indonesia dari serbuan produk-produk pertanian impor berkualitas rendah dan membahayakan.

Untuk memperketat pengawasan di perbatasan, ‎Badan Karantina telah menggandeng TNI Angkatan Darat untuk pengawasan daerah perbatasan di darat dan TNI Angkatan Laut untuk penjagaan perbatasan di laut.

“Kita menghadapi MEA, kita ketahui wilayah kita sangat luas, perbatasan juga sangat luas, kami sudah tanda tangan MoU dengan TNI AD khusus perbatasan darat, dengan TNI AL untuk perbatasan laut,” kata Banun dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Badan Karantina juga lebih memperhatikan lagi daerah-daerah yang selama ini menjadi pintu masuk bagi produk-produk pertanian ilegal dari luar negeri. 

“Kita memperketat pengawasan produk ilegal di perbatasan di UPT Sumatra, Batam, Tanjung Balai Karimun, Kalimantan Barat,” ucapnya.

Banun menambahkan, telah siap mengimplementasikan standar SPS dan Minimum Recidu Limit (MRL) ASEAN di era MEA ini bagi produk-produk pangan yang keluar masuk Indonesia. “Standar SPS siap diimplementasikan Badan Karantina. Standar Minimum Recidu Limit ASEAN juga,” tandasnya.

Tak hanya memperketat produk pertanian impor yang masuk ke Indonesia, Badan Karantina juga berupaya mempermudah masuknya produk pertanian asal Indonesia ke negara lain. 

Untuk mendorong ekspor ini, Badan Karantina meneken kerjasama Mutual Recognizion Agreement (MRA) dengan negara-negara ASEAN sehingga produk pertanian asal Indonesia yang sudah lolos pemeriksaan karantina di Indonesia dapat melenggang masuk ke negara-negara ASEAN. “Kita lakukan penerapan MRA SPS dengan sesama negara mitra di ASEAN untuk mendorong ekspor,” tutur Banun.

Dirinya optimis dengan langkah-langkah tersebut dapat membantu produk pertanian asal Indonesia bisa memenangkan persaingan di ASEAN ketika MEA dimulai. “Kita harus optimis, banyak komoditas perkebunan kita peringkat ‎1 di dunia. Kita harus jadi basis produksi, basis industri, bukan hanya jadi pasar,” tutupnya.

(Sumber : Detik)‎

Redaksi

Read Previous

Berikut Foto – Foto Untuk Ledakan di Bengkong

Read Next

MU Akan Tambah Amunisi Lini Depan