Kado Pahit Awal Tahun 2017, Bukti Rezim Jokowi JK- Pengkhianat

Tanjungpinang, IsuKepri.Com – Gerakan Mahasiswa Pembebasan Daerah Tanjungpinang kembali lagi melakukan Aksi Damai, dengan menyoroti permasalahan negeri ini selama tahun 2016 dan awal tahun 2017 di Lapangan Ahmad Yani Pamedan Tanjungpinang, Sabtu (14/1).

Bayu Aji Bustami, anggota Gema Pembebasan Tanjungpinang mengawali aksi damai dengan memaparkan fakta permasalahan negara hingga awal tahun 2017 yang dikatakan sebagai kado pahit bagi masyarakat Indonesia. Defisit anggarna yang terus terjadi disebabkan karena Indonesia mengadopsi system ekonomi kapitalis Sekuler, yang menjadikan Utang dan Pajak sebagai sumber pendapatan Negara yang paling utama.

“Kado pahit ini dapat dilihat dari kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM, TDL dan Pajak adalah dalam rangka mendapatkan pendapatan Negara yang saat ini defisit. Rakyat kecil diminta untuk memenuhi kebutuhan negara khususnya dalam hal untuk melunasi utang-utang yang dihimpun oleh pemerintah,” Ujar Bayu

Hal ini dipertegas oleh Al Lukman selaku orator, bahwa kenalikan harga BBM, TDL, Pajak dan sembako merupakan hal yang wajar dilakukan oleh pemerintah, mengingat ekonomi Indonesia dalma kondisi yang lemah.

“Bukan hal yang baru lagi, ketika pemerintah menaikan harga BBM, TDL, Pajak dan sembako sebagai dalih akibat dari kondisi ekonomi Indonesia yang lemah. Karena dimana pemasukan APBN berasal dari Utang dan pajak. Hal ini karena Sistem Ekonomi Liberal menyerahkan Sumber Daya Alam (sumber-suber pendapatan Negara) kepada swasta Asing dan Aseng, sehingga Indonesia tidak memiliki pemasukan selain hutang dan pajak. Lalu kemudian pemasukan APBN dibebankan kepada rakyat, dengan menaikkan pajak, BBM dan TDL,” Papar Al Lukman dihadapan masyarakat pamedan, yang disaksikan oleh puluhan agggota Gerakan Mahasiswa Pembebasan dan puluhan Aggota Kepolisian yang turut mengawal Aksi tersebut hingga selesai.

Lebih lanjut, kenaikan harga BBM, TDL dan Pajak menunjukkan bukti bahwa rezim Jokowi-JK berlindung dibalik pencitraan wong cilik, namun pada kenyataannya adalah Rezim Neo-Liberalisme yang pro terhadap pemilik Modal. Sistem Ekonomi Liberal yang menyengsarakan negeri merupakan buah dari diterapkannnya Sistem Demokrasi Sekuler.

“Oleh karena itu, saya menyeru kepada seluruh elemen rakyat dan mahasiswa untuk mengganti ideologi kapitalisme dan sistem demokrasi dengan syariah dan sistem khilafah. Karena hanya dengan syariah dan Khilafahlah negeri yang telah salah urus ini dapat terselamatkan dari cengkeraman ideologi kufur dan penjajahan asing dan aseng,” ujar Ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan Wilayah Kepulauan Riau, Mujahid Al-Maidany. (*)

Redaksi

Read Previous

Winata Wira: Honorer Tak Lulus, Masih Bisa Ngantor

Read Next

Festival \”Indonesia Kita\” Stisipol Ditutup